Thursday, February 12, 2009

sajak

senaskhah warkah tafakur ringkas
[di sebuah kafe, Berjaya Times Square]



i
kita direntap masa
angan-angan dan khayal
dalam sebuah perjalanan pendek
sering dilakar-dijanji
adalah segalur
wangi warni pelangi -
tidak pernah mati.

kita diburu seteru nafsi
dari jeda sejengkal tulang belikat
melingkar setiap saat
adalah rantai belenggu berat -
ke mana sejujurnya mahu
diseret segala kesementaraan?

ii
kita kelak
berlari tidak berpijak
merebut yang telah
hilang segala hak.




-- w.b.rendra,
Kuala Lumpur.




(Berita Harian, 31 Jan. 2009)

3 comments:

Lumut Pagi said...

Yang sementara selalau dipandang kekal untuk selamanya...

Alahai manusia, aduhai dunia..!

Hasmora said...

Salam Ziarah Tuan Ren,

apa agaknya diksi Mazhab Cinta tentang Valentine.. saya sdg berkabung atas terkorbannya iman dan akhlak anak remaja kita T_T

Lumut Pagi said...

Salam Mas & Has,

Menyebut tentang Valentine ini, membuatkan saya, si perawan desa, terkedu melihat dunia kota. Di desa, kami bersemuka dua keluarga andai kata terselit rasa di hati kedua teruna dan dara. Di sini lain, ya? Mungkin saya kolot, tdak tahu menilai dan membuktikan cinta di hari kasih sayang yang seluruh dunia raikannya.

Mas,
Apa mas suka dengan karya Picasso dan Emily Dickinson? Sekadar bertanya..:)