Monday, March 14, 2011

Diari Seorang Pemetik Duri

1
seorang yang berani memetik duri
dari pohon nanar tumbuh subur di ladang
sangsi, duri-duri dihimpun dalam bakul abdi –
sungguh dia seorang yang memahami
tentang makna sementara dan abadi.

dia - memang berani memetik duri
dari kebun ditabur baja muslihat diri,
balik dari sebalik rimbunan pohon
mengerti saling mengerti, biar berlari –
bersaing tanpa gusar menanti mati.

2
berani seorang pemetik duri,
jauh lebih berani dan tergamak hati
menyuap duri-duri ke bibir anak isteri
luka kerongkong, darah mengalir dari
mata masa depan(bangsa)nya yang ngeri
melangkaui jeda masa dan jeriji.



- w.b.rendra,
Johor Bahru.


(Mingguan Malaysia, 13 Mac 2011)

2 comments:

pynaz amzar said...

puisi yang hebat .

Syarifah Salha Syed Ahmad said...

Tahniah Ren. Karyamu memang hebat.